Entri Populer

Kamis, 24 Maret 2011

STUDI DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH DENGAN BAJAK SINGKAL (MOLDBOARD PLOW) PADA KOTAK TANAH (SOIL BIN) UNTUK TANAH DI KOTA PADANG

STUDI DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH DENGAN BAJAK SINGKAL (MOLDBOARD PLOW) PADA KOTAK TANAH (SOIL BIN) UNTUK TANAH DI KOTA PADANG

Santosa , Andasuryani1, dan Azrifirwan1

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi sifat fisik – mekanik tanah di Kota Padang. Penelitian dilaksanakan di Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis, dari Bulan Maret sampai dengan Desember 2008. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan : (a) hubungan antara parameter sudut potong vertikal bajak singkal dengan draft spesifik yang dihasilkan, dan (b) model matematis hubungan antara kecepatan pengolahan tanah dengan draft spesifik yang dihasilkan.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel tanah di tiga lokasi, yaitu Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis. Alat yang dipakai adalah sebagai berikut : untuk analisis cone index tanah digunakan penetrometer; analisis tekstur tanah menggunakan zat kimia peroksida, HCl, sodium hexametaphosphate, dan NaOH; berat volume tanah dengan menggunakan ring sampel; kadar air tanah dengan menggunakan oven dan neraca analitis; berat jenis tanah menggunakan piknometer; kekuatan geser tanah dengan menggunakan Direct Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1.
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian tentang pengaruh sudut potong vertikal bajak terhadap draft spesifik tanah adalah tiga telapak (bottom) bajak singkal dengan sudut potong yang berbeda yakni 20 , 30 , 40 , strain gauge, penetrometer, kotak tanah (soil bin) ukuran 300 cm x 100 cm x 60 cm, tali, video kamera, busur derajat, siku-siku, tiga sampel tanah yang berbeda kadar liat , multitester digital, Amplifier, stopwatch, motor listrik yang berdaya 2 HP sebagai tenaga tarik bajak, besi baja (beban yang digunakan untuk kalibrasi), rantai (chain), sproket untuk transmisi bajak, speed reducer, dan alat-alat tulis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Untuk mendapatkan pengaruh sudut potong vertikal bajak terhadap draft spesifik tanah, didesain tiga bajak singkal, denagn lebar kerja 15 cm, yang sudut potong vertikalnya berturut – turut 20 o, 30 o, dan 40 o. Pengolahan tanah dilakukan pada kotak tanah (soil bin) dari tiga lokasi, yaitu Kecamatan Kuranji, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, dan Kalurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh. Pengolahan tanah dilakukan setelah tanah pada kotak tanah (soil bin) tersebut digenangi air minimum selama satu bulan agar terjadi proses konsolidasi. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, yaitu untuk analisis kekuatan geser langsung, kadar air tanah, berat volume tanah, dan berat jenis tanah, sedangkan analisis tekstur tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Cone index tanah diukur dengan menggunakan penetrometer. Gaya potong tanah diukur dengan menggunakan strain gauge yang dipasang pada batang bajak singkal. Penukuran ini dibandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran draft spesifik tanah menggunakan penetrometer berdasarkan rumus empiris Kisu. Pada studi pengaruh kecepatan pengolahan tanah terhadap draft spesifik, digunakan bajak singkal dengan lebar kerja 20 cm, dan sudut potong horisontal sebesar 20 o. Perlakuan kecepatan yang dipakai adalah 0,25 m/detik, 0,50 m/detik, dan 0,75 m/detik, yang diatur dengan cara mengganti – ganti ukuran sprocket transmisinya.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil : (1) semakin besar sudut potong vertikal suatu bajak, maka draft spesifik yang dihasilkan semakin kecil. Dengan demikian, desain bajak yang baik untuk tanah bertekstur liat tinggi adalah bajak dengan sudut potong vertikal yang besar, yaitu 40 o, (2) model regresi parabolik yang menunjukkan hubungan antara X (kecepatan pengolahan tanah, m/detik), dan Y (draft spesifik pengolahan tanah, N/cm2) adalah : Y = 0,67 + 3,38 X - 1,68 X2 , dengan koefisien determinasi r2 = 1, (3) apabila model yang dipakai adalah model eksponensial, maka diperoleh : Y = 1,1450 e0,94355 X , dengan X adalah kecepatan pengolahan tanah (m/detik), sedangkan Y adalah draft spesifik pengolahan tanah (N/cm2), dan (4) berdasarkan Theorema Buckingham tentang model matematis bilangan tak berdimensi, dapat disusun bentuk model : ( π1) = f (π2 ) , yaitu π1 = 35,5046 (π2)0,2165 dengan koefisien determinasi r2 = 0,997, dengan π1 = Ds / (ρ . g. h) dan π2 = V2 / (g.w). Dalam hal ini, Ds = draft spesifik tanah (N/m2), ρ = bulk density tanah (kg/m3), g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s2, h = kedalaman pengolahan tanah (m), V = kecepatan pengolahan tanah (m/s), dan w = lebar kerja pengolahan tanah (m).



PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bajak singkal (moldboard plow) merupakan alat pengolah tanah yang sudah dipakai berabad – abad dari jaman nenek moyang. Hingga kini bajak singkal masih dipakai, dan di Sumatera Barat secara mayoritas masih menggunakan hewan tarik sebagai sumber daya pengolahan tanah dengan menarik bajak singkal.
Bajak singkal termasuk alat pengolah tanah primer. Alat pengolah tanah primer menurut Hardjosoediro (1983) dalam Santosa (2004) adalah alat pembuka tanah atau alat pengolah tanah awal. Menurut La Cour (1984) dalam Santosa (2004), alat pengolah tanah primer ini berfungsi untuk memotong dan membalik tanah, membenamkan seresah, kemudian mencampurnya hingga pada batas kedalaman pengolahan tanah.
Peranan bajak singkal di dalam pengolahan tanah yaitu (Santosa, 2004) : (a) mengubur / membenamkan seresah, (b) menambah aerasi udara, (c) mengendalikan gulma, (d) memasukkan pupuk ke dalam tanah, dan (e) menjadikan media yang baik untuk biji dalam hal perkecambahannya. Dengan adanya pembenaman seresah atau residu tanaman yang disertai dengan aerasi yang baik, maka akan memacu pertumbuhan mikro organisme yang membantu proses dekomposisi seresah atau bahan organik tersebut. Dengan terjadinya dekomposisi bahan organik, maka akan menaikkan persediaan nitrogen dan fosfor, serta beberapa unsur hara lainnya.

Santosa et al. (2007) telah melakukan studi parameter fisik – mekanik tanah dan bajak singkal di Kota Padang, dengan hasil : (a) Hubungan antara cone index tanah dengan lebar kerja bajak dengan sumber penggerak traktor mengikuti persamaan garis lurus Y = - 2,598 X + 35,82, dengan X adalah cone index (kg/cm2), dan Y adalah lebar kerja bajak (cm), dengan koefisien determinasi r2 = 1, (b) Hubungan antara cone index tanah dengan koefisien kelengkungan bajak yang ditarik traktor mengikuti persamaan garis lurus Y = - 0,094 X + 0,185, dengan X adalah cone index (kg/cm2), dan Y adalah koefisien kelengkungan bajak, dengan koefisien determinasi r2 = 1, dan (c) Hubungan antara lebar kerja bajak ternak tarik dengan kandungan liat tanah, ternyata mengikuti persamaan garis lurus Y = - 8,66 X + 116,9, dengan X adalah lebar kerja bajak (cm), dan Y adalah prosentase liat (%), dengan koefisien determinasi r2 = 1.
Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, maka perlu dilakukan penelitian pengolahan tanah pada kotak tanah (soil bin), sehingga parameter kedalaman pengolahan tanah bisa dikendalikan. Selain itu, perlakuan kecepatan pengolahan tanah bisa direncanakan dengan baik.



Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan : (a) hubungan antara parameter sudut potong vertikal bajak singkal dengan draft spesifik yang dihasilkan, dan (b) model matematis hubungan antara kecepatan pengolahan tanah dengan draft spesifik yang dihasilkan.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret – Desember 2008 di Bengkel Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, dengan sampel tanah diambil dari tiga lokasi, yaitu Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis, di Kota Padang. Analisis sifat fisika dan mekanika tanah, meliputi analisis kekuatan geser langsung, kadar air tanah, berat volume tanah, dan berat jenis tanah dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, sedangkan analisis tekstur tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel tanah di tiga lokasi, yaitu Bungus Teluk Kabung, Kuranji, dan Limau Manis. Alat yang dipakai adalah sebagai berikut : untuk analisis cone index tanah digunakan penetrometer; analisis tekstur tanah menggunakan zat kimia peroksida, HCl, sodium hexametaphosphate, dan NaOH; berat volume tanah dengan menggunakan ring sampel; kadar air tanah dengan menggunakan oven dan neraca analitis; berat jenis tanah menggunakan piknometer; kekuatan geser tanah dengan menggunakan Direct Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1.
Untuk analisis tentang pengaruh sudut potong vertikal bajak terhadap draft spesifik tanah adalah tiga telapak (bottom) bajak singkal dengan sudut potong yang berbeda yakni 20 , 30 , 40 , strain gauge, penetrometer, kotak tanah (soil bin) ukuran 300 cm x 100 cm x 60 cm, tali, video kamera, busur derajat, siku-siku, tiga sampel tanah yang berbeda kadar liat, multitester digital, Amplifier, stopwatch, motor listrik yang berdaya 2 HP sebagai tenaga tarik bajak, besi baja (beban yang digunakan untuk kalibrasi), rantai (chain), sproket untuk transmisi bajak, speed reducer, dan alat-alat tulis.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Untuk mendapatkan pengaruh sudut potong vertikal bajak terhadap draft spesifik tanah, didesain tiga bajak singkal, denagn lebar kerja 15 cm, yang sudut potong vertikalnya berturut – turut 20 o, 30 o, dan 40 o. Pengolahan tanah dilakukan pada kotak tanah (soil bin) dari tiga lokasi, yaitu Kecamatan Kuranji, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, dan Kalurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh. Pengolahan tanah dilakukan setelah tanah pada kotak tanah (soil bin) tersebut digenangi air minimum selama satu bulan agar terjadi proses konsolidasi. Cone index tanah diukur dengan menggunakan penetrometer. Gaya potong tanah diukur dengan menggunakan strain gauge yang dipasang pada batang bajak singkal. Penukuran ini dibandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran draft spesifik tanah menggunakan penetrometer berdasarkan rumus empiris Kisu. Pada studi pengaruh kecepatan pengolahan tanah terhadap draft spesifik, digunakan bajak singkal dengan lebar kerja 20 cm, dan sudut potong horisontal sebesar 20 o. Perlakuan kecepatan yang dipakai adalah 0,25 m/detik, 0,50 m/detik, dan 0,75 m/detik, yang diatur dengan cara mengganti – ganti ukuran sprocket transmisinya.

Pelaksanaan Penelitian
(a) Pengukuran kadar air tanah
Kadar air tanah diukur dengan metode gravimetri, yaitu :
Ka = (b-c) / (c – a) x 100 % …………………………………………… ( 1 )
dengan Ka = kadar air tanah (%), a = berat cawan kosong (g), b = berat cawan + sampel tanah (g), dan c = berat cawan + sampel tanah setelah dioven pada suhu 105 oC dalam waktu 24 jam (g).
(b) Pengukuran berat volume tanah
Nilai berat volume tanah kering diukur dengan menggunakan ring sampel tanah.
BV = Bk / (  . r2 . t ) ……………………………………. (2)
dengan BV = berat volume kering tanah (g/cm3), Bk = berat tanah pada ring sampel yang sudah dioven selama 24 jam pada suhu 105 oC (g), r = jari-jari ring sampel (cm), dan t = tinggi ring sampel (cm).
Pengukuran BV tanah dilakukan pada tiga jenis tanah dengan tiga kali ulangan.
(c) Pengukuran berat jenis tanah
Nilai berat jenis tanah diukur dengan menggunakan piknometer, sesuai dengan standar ASTM D 854-58. Pengukuran dilakukan pada tiga jenis tanah sebanyak lima tiga ulangan.
(d) Perhitungan porositas tanah
Dari data berat jenis tanah dan berat volume tanah, maka dapat ditentukan besarnya porositas tanah (n), dengan menggunakan rumus :
………………………………..( 3 )
dengan, n adalah porositas tanah (%), BV adalah berat volume tanah (g/cm3), dan BJ adalah berat jenis tanah (g/cm3).
(e) Pengukuran tekstur tanah
Nilai tekstur tanah ditentukan dengan analisis granuler cara pipet. Klas tekstur tanah ditetapkan dengan menggunakan segitiga tekstur yang dikeluarkan oleh USDA.
(f) Pengukuran kekuatan geser tanah
Nilai parameter mekanika tanah untuk mengetahui kekuatan geser tanah adalah berupa kohesi, dan sudut gesek dakhil (internal friction angle). Alat ukur yang digunakan adalah Direct Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1, berdasarkan standar ASTM D 3080 – 82.
(g) Pengukuran cone index tanah
Cone index diukur dengan menggunakan penetrometer. Pengukuran dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Pengukuran tersebut dilakukan pada tiga jenis tanah. Rumus yang digunakan :
……………………………………..………….. ( 4)
dengan Ci = cone index (kg/cm2), F = gaya tekan pada tanah (kg), dan D = diameter alas kerucut penetrometer (cm).
(h) Perhitungan draft spesifik tanah dengan alat penetrometer
Dengan menggunakan Fomula Kisu (1972) dalam Santosa (1994a), Santosa (1994b) dan Santosa (2005a), maka nilai draft spesifik tanah secara berturut – turut dapat diketahui dengan menggunakan persamaan 5, 6, dan 7.
…………………………………………………..(5 )
dengan IP adalah index plastisitas tanah (%), dan c adalah kandungan liat (clay) (dalam %).
………………………………………….…………(6 )
dengan Dst adalah draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas tanah (kg/cm2), dan ci adalah cone index (kg/cm2).

…………………………………..…………..(7 )
dengan : Ds adalah draft spesifik tanah (kg/cm2).


(i) Pengukuran draft tanah menggunakan rangkaian strain gauge
Penelitian dilakukan pada beberapa tahap yaitu :
(1) Menyiapkan ketiga sampel tanah yang diambil perlapisan tanah akan dimasukkan ke dalam kotak tanah (soil bin) ukuran 300 cm x 100 cm x 65 cm seperti Gambar 1. Keadaan tanah di soil bin diusahakan sama dengan kondisi tanah di lapangan (kadar airnya, kekerasan tanah, kepadatan tanah).


Gambar 1. Kotak Tanah (Soil Bin)

(2) Pembuatan 3 buah bajak singkal dengan sudut potong yang berbeda yakni 20 , 30 , dan 40

(3) Memasang strain gauge pada batang penarik (drawbar) dan merakit strain gauge membentuk rangkaian jembatan Wheatstone.
(4) Melakukan kalibrasi strain gauge, yaitu dengan melakukan pemberian beban 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800 newton pada ujung batang bajak singkal, dan dicatat perubahan tegangan listrik (yang tercatat dalm bentuk digit) yang terjadi dengan menggunakan multi tester digital. Dengan demikian maka akan didapatkan persamaan linear dari kalibrasi strain gauge sebagai berikut :
y = a x + b ................................(8)
dengan :
x = tegangan listrik (tercatat dalam digit)
y = gaya (N)
(5) Pengolahan tanah dengan 3 buah bajak singkal yang dipasang secara bergantian, yang batang bajaknya sudah dipasang strain gauge, sedangkan sumber tenaga tarik yang digunakan adalah dinamo listrik yang berdaya 2 HP sehingga nantinya didapatkan pengukuran berupa :
a. Kecepatan kerja
b. Analis draft spesifik tanah
(6) Pengukuran nilai draft spesifik berdasarkan rumus empiris Kisu (1972) yang diukur dengan Penetrometer yaitu dengan menentukan persentase liat (clay) ketiga sampel tanah, mengukur cone index tanah, menghitung nilai draft spesifik.
(7) Membandingkan dengan grafik hasil nilai draft spesifik berdasarkan rumus empiris Kisu (1972) dengan draft spesifik menggunakan strain gauge.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Rancangan Sistem Transmisi Bajak pada Soil Bin
Dalam perancang sistem transmisi bajak singkal pada soil bin, kecepatan gerak maju bajak yang diinginkan dalam penelitian ini adalah 0,5 m/detik. Sehingga komponen-komponen yang digunakan dalam sistem gerak maju bajak ini yaitu motor listik 2HP dengan RPM 2800, speed reducer 1 : 50, dua buah sproket 20 pits dengan jari-jari 4,25 cm, dua buah sproket 40 pits dengan jari-jari 8,5 cm, dan rantai.
Untuk mengetahui bagaimana sistem perancang kecepatan gerak maju bajak singkal pada soil bin dapat dihitung menggunakan rumus sebaagai berikut :

V = x r ...............................(9)
dengan :
V = kecepatan (m/detik)
r = jari-jari sproket (m)
Pada perancangan sistem transmisi, kecepatan bajak singkal pada soil bin, kecepatan yang diinginkan = 0,5 m/detik, sedangkan jari – jari sproket yang digunakan = 0,085 m, sehingga didapatkan RPM sproket penghubung dudukan bajak singkal adalah :
0,5 m/dtk = x 0,085 m
RPM =
RPM = 56,2

Dengan demikian untuk memperoleh kecepatan bajak pada soil bin sebesar 0,5 m/detik, maka RPM motor listrik harus direduksi sehingga menjadi 56 RPM. Untuk mereduksi putaran poros motor listrik tersebut digunakan speed reducer 1 : 50. Karena RPM motor listrik semula 2800 RPM, setelah dipasang speed reducer, maka frekuensi putarnya menjadi 56 (2800 : 50 = 56) . Sistem gerak bajak untuk merancang kecepatan bajak 0,5 m/detik pada soil bin disajikan pada Gambar 2 dan 3.


Gambar 2. Pemasangan Sproket dari Motor Listrik ke Speed Reducer


Gambar 3. Pemasangan Sproket dari Speed Reducer ke Ujung Soil Bin


Kalibrasi Strain Gauge
Batang bajak singkal terbuat dari bahan dasar baja yang dipakai untuk memegang bajak. Ukuran batang bajak singkal yang digunakan dalam penelitian seperti terlihat pada Gambar 4.


Gambar 4. Ilustrasi Isometrik Batang Bajak Singkal

Ket : Tebal (T) = 20 mm
Lebar (L) = 40 mm
Panjang (P) = 400 mm

Dengan menggunakan empat keping strain gauge yang dipasang pada batang bajak singkal dengan jarak 15 cm dari atas ke bawah seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Strain Gauge yang Ditempel pada Batang Bajak Singkal

Setelah strain gauge ditempelkan pada batang bajak singkal kemudian dirangkai dengan kabel membentuk rangkaian jembatan Wheatstone. Arus yang keluar dari strain gauge (yang sudah membentuk rangkaian jembatan Wheatstone) akibat regangan dari batang bajak singkal yang dibebani oleh besi baja dengan kelipatan pembebanan (100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800) N dengan pusat pembebanan di ujung batang bajak singkal, arus tersebut akan diperbesar nilainya dengan menggunakan amplifier dan tegangan yang keluar dari amplifier akan diukur dengan mengggunakan multitester. Setiap kenaikan pembebanan pada ujung batang bajak singkal akan diikuti oleh kenaikan arus yang terukur oleh multitester, dimana hasil kalibrasi disajikan seperti Tabel 1.





Tabel 1. Kalibrasi Strain Gauge dengan Berbagai Beban

No (Y) gaya atau beban (N) (x) tegangan (digit angka, mV)
1 100 98,1
2 200 98,3
3 300 98,6
4 400 99,2
5 500 99,6
6 600 99,9
7 700 100,4
8 800 100,7

Dari data tersebut dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 6.



Gambar 6. Grafik Hubungan Pembebanan dengan Tegangan Listrik
Regresi Linear : y = a + b x
a = -24615
b = 252,29
r = 0,9912
Dari Gambar 6 tersebut terlihat hubungan antara gaya dari pembebanan (N) pada ujung batang bajak singkal yang sudah dipasang strain gauge serta tegangan yang tercatat dalam digit angka pada multitester dari proses kalibrasi didapatkan persamaan y = 252,29 x – 24615, dengan koefisien determinasi r = 0,9912. Dari data hasil kalibrasi tersebut tampak bahwa tidak banyak terjadi perubahan efek pembebanan ini berarti strain gauge dapat dipakai dengan ketelitian yang cukup baik.

Pengolahan Tanah dengan Bajak Singkal yang Sudah Dipasang Strain Gauge
Strain gauge dapat dipandang sebagai sistem dengan masukan (input) yang bekerja berupa gaya, sedangkan keluaran (output) yang dihasilkan berupa beda tegangan listrik atau voltage. Untuk itu perlu dilakukan kalibrasi, sehingga diperoleh hubungan antara beban (gaya) yang bekerja dengan beda tegangan listik yang dihasilkan.
Dari pengukuran nilai draft pembajakan dengan menggunakan strain gauge pada ketiga sampel tanah yang dibajak dengan bajak singkal didapatkan waktu tempuh pengolahan tanah pada soil bin seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Waktu Tempuh (detik) Pengolahan Tanah pada Soil Bin

Bajak
1 2 3
TA 7.2 6.8 6.3
TB 6.9 6.5 6.2
TC 6.4 6.2 6.1

dengan :
Jarak tempuh pada soil bin = 2,75 m.
TA = Tanah di Limau Manis, tekstur liat
TB = Tanah di Kuranji, tekstur liat
TC = Tanah di Bungus Teluk Kabung, tekstur liat berpasir
B1 = Bajak dengan sudut potong vertikal 20
B2 = Bajak dengan sudut potong vertikal 30
B3 = Bajak dengan sudut potong vertikal 40

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 7.


Gambar 7. Grafik Waktu Tempuh (detik) Pengolahan Tanah pada Soil Bin

Pada Gambar 7 terlihat adanya hubungan antara waktu tempuh (detik) pembajakan tanah pada soil bin dengan tipe bajak yang digunakan dalam penelitian, dimana semakin besar sudut potong vertikal bajak semakin cepat waktu tempuh pembajakan tanah pada soil bin dan sebaliknya semakin kecil sudut potong vertikal bajak maka semakin lama waktu tempuh pembajakan tanah pada soil bin. Setelah diperoleh data waktu tempuh pembajakan tanah pada soil bin kecepatan (m/detik) pembajakan tanah dapat dihitung seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecepatan (m/detik) Pengolahan Tanah Pada Soil Bin

Bajak
1 2 3
TA 0,382 0,404 0,437
TB 0,399 0,423 0,444
TC 0,430 0,444 0,451

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Kecepatan (m/detik) Pengolahan Tanah Pada Soil Bin

Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa kecepatan pembajakan dipengaruhi oleh sudut potong vertikal bajak dan kadar liat tanah pada masing-masing tanah. Pengolahan tanah dengan bajak yang memiliki sudut potong vertikal yang lebih kecil cenderung memberikan kecepatan pembajakan yang lebih kecil (lambat), sedangkan kadar liat masing-masing sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini juga ikut mempengaruhi kecepatan pembajakan tanah dalam soil bin. Hal ini tidak lepas dari pengaruh kondisi atau sifat fisik tanah yang diolah.
Namun demikian menurut Suprodjo dalam Amelia (2005), diperoleh kesimpulan bahwa makin baik pembalikan dan penggemburan tanahnya untuk keadaan kerja yang sama, maka makin besar daya yang diperlukannya.
Data pembacaan tegangan listrik (digit angka) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah dalam soil bin pada masing-masing sampel tanah disajikan pada sub sub bab berikut :

Tanah di Limau Manis (TA)
Data hasil pembacaan tegangan listrik (digit) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah di Limau Manis dalam soil bin disajikan pada Tabel 4.



Tabel 4. Data Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah di Limau
Manis dalam Soil Bin

Pembacaaan Ke- Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah pada Berbabagai Tipe Bajak (digit angka)
B1 B2 B3
1 100,3 99,6 99,1
2 99,3 99,3 99,4
3 98,7 99,7 99,3
4 99,5 99,6 99,5
5 99,5 99,7 99,2
6 99,8 99,5 99,4
7 99,4 99,6 99,5
8 99,6 99,5 99,3
9 99,7 99,4 99,4
10 99,3 99,5 99,2
Rata-rata 99,9 99,5 99,3

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 9.


Gambar 9. Grafik Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah di Limau
Manis dalam Soil Bin

Dari data pembacaan tegangan listrik (digit angka) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah (pada kedalaman pengolahan tanah 15 cm) dalam soil bin, maka draft, luas penampang pengolahan tanah dan draft spesifik tanah di Limau Manis, hasilnya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Draft (N) dan Draft Spesifik (N/cm ) Pengolahan Tanah di Limau Manis

Perhitungan Data B1 B2 B3
Draft (N) 600 475 425
Luas Penampang Pengolahan Tanah (cm )
225 225 225
Ds (N/cm )
2.67 2.11 1.88

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 10.


Gambar 10. Grafik Draft Spesifik Tanah di Limau Manis yang Diuji dengan Berbagai Tipe Bajak Singkal dengan Sudut Potong Vertikal yang Berbeda

Pada Gambar 10 terlihat adanya hubungan besar sudut potong vertikal bajak dengan draft spesifik yang terjadi pada saat pembajakan tanah, dimana semakin Besar sudut potong vertikal bajak maka semakin kecil nilai draft spesifiknya dan sebaliknya semakin besar sudut potong pembajakan maka semakin besar nilai draft spesifik tanah yang terjadi.

Tanah di Kuranji (TB)
Data hasil pembacaan tegangan listrik (digit) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah di Kuranji dalam soil bin disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah di Kuranji dengan Soil Bin

Pembacaaan Ke- Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah pada Berbabagai Tipe Bajak (digit angka)
B1 B2 B3
1 99,5 99,1 98,5
2 99,4 99,2 98,6
3 99,3 99,5 98,7
4 99,4 98 99
5 99,5 99,3 99,1
6 99,5 98,2 98,9
7 99,3 99,5 99,3
8 99,4 98,9 99,2
9 99,2 98,6 99,3
10 99,4 99,8 99,4
Rata-rata 99,39 99,01 99
Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 11.


Gambar 11. Grafik Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah di
Kuranji dalam Soil Bin

Dari data pembacaan pembacaan tegangan listrik (digit) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah (pada kedalaman pengolahan tanah 12 cm) dalam soil bin, maka draft, luas penampang pengolahan tanah dan draft spesifik tanah di Kuranji, hasil olahan datanya disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Draft (N) dan Draft Spesifik (N/cm ) Pengolahan Tanah di Kuranji

Perhitungan B1 B2 B3
Draft (N) 431.67 368.33 366.67
Luas Penampang Pengolahan Tanah (cm )
180 180 180
Ds (N/cm )
2.4 2.1 2.04

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 12.


Gambar 12. Grafik Draft Spesifik Tanah di Kuranji yang Diuji dengan Berbagai
Tipe Bajak Singkal dengan Sudut Potong Vertikal yang Berbeda

Dari Gambar 12 terlihat adanya hubungan besar sudut potong vertikal bajak dengan draft spesifik yang terjadi pada saat pembajakan tanah, dimana semakin besar sudut potong vertikal bajak maka semakin kecil nilai draft spesifiknya dan sebaliknya semakin besar sudut potong pembajakan maka semakin besar nilai draft spesifik tanah yang terjadi.
Tanah di Bungus Teluk Kabung (TC)
Data hasil pembacaan tegangan listrik (digit) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah di Bungus Teluk Kabung dalam soil bin disajikan pada Tabel 8.










Tabel 8. Data Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah di Bungus Teluk Kabung dengan Soil Bin

Pembacaaan Ke- Bajak singkal yang diuji
B1 B2 B3
1 99.4 98 99
2 99.2 99,2 98,6
3 99,3 99,5 99.2
4 99,4 99.1 98.9
5 99,2 99,4 98.7
6 99,1 98,2 98,9
7 99,3 99,5 99,1
8 99,4 98,9 99,2
9 99,2 98,6 99,3
10 99,3 99,5 98.7
Rata-rata 99,28 98,99 98.96

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 13.



Gambar 13. Grafik Pembacaan Strain Gauge pada Saat Pengolahan Tanah di
Bungus Teluk Kabung dalam Soil Bin

Dari data pembacaan pembacaan tegangan listrik (digit) pada strain gauge pada saat pengolahan tanah (pada kedalaman pengolahan tanah 15 cm) dalam soil bin, maka draft, luas penampang pengolahan tanah dan draft spesifik tanah di Bungus Teluk Kabung dapat dihitung, yang hasilnya disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Draft (N) dan Draft Spesifik (N/cm ) Pengolahan Tanah di Bungus Teluk Kabung

Perhitungan B1 B2 B3
Draft (N) 420 365 360
Luas Penampang Pengolahan Tanah (cm )
225 225 225
Ds (N/cm )
1.87 1.62 1.6

Dari data tersebut, dapat dibuat grafik, yang hasilnya disajikan pada Gambar 14.



Gambar 14. Grafik Draft Spesifik Tanah di Bungus Teluk Kabung yang Diuji
dengan Berbagai Tipe Bajak Singkal dengan Sudut Potong
Vertikal yang Berbeda

Dari Gambar 14 terlihat adanya hubungan besar sudut potong vertikal bajak dengan draft spesifik yang terjadi pada saat pembajakan tanah, Menurut Suprodjo dalam Amelia (2005), adanya perbedaan sudut-sudut pengangkatan, pembalikan, dan penggemburan ini akan mempengaruhi perbedaan besarnya beban untuk mengangkat, membalik, dan menggemburkan atau dalam komponen penarikan horisontal menghasilkan perbedaan besarnya beban penarikan secara keseluruhan, dimana semakin besar sudut potong vertikal bajak maka semakin kecil nilai draft spesifiknya, semakin kecil beban kerja sehingga proses pengangkatan penggemburan dan pembalikan semakin mudah, dan sebaliknya semakin kecil sudut potong pembajakan maka semakin besar nilai draft spesifik tanah yang terjadi dan semakin besar beban kerjanya sehingga proses pengangkatan penggemburan dan pembalikan semakin susah.

Rumus Empiris Draft Spesifik Tanah Menurut Masayuki Kisu (1972)
Dilakukan dengan Pengukuran Ci (Cone index) Menggunakan Penetrometer
Draft spesifik tanah juga dapat dihitung menggunakan Penetrometer yakni dengan pengukuran Ci (Cone index). Sebelum melakukan pengukuran draft spesifik tanah dengan penetrometer perlu diketahui kadar liat (clay) tanah yang akan dicari draft spesifiknya. Analisis kadar liat (clay) tiga sampel tanah penelitian yang diuji dalam uji tekstur tanah di Laboratorium Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Unand disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji Tekstur Tiga Sampel Tanah Penelitian

Sampel Tanah % pasir % debu % liat Tekstur
TA
TB
TC 12,91
25,37

39,20 24,49
10,67

10,13 62,60
63,96

50,67 liat
liat

Liat berpasir

Hasil pengukuran draft spesifik tanah berdasarkan rumus empiris Kisu (1972) disajika pada sub sub bab berikut :
Tanah di Limau Manis (TA)
Data hasil pembacaan gaya (kg) oleh penetrometer pada tanah di Limau Manis dalam soil bin disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Pembacaan Gaya pada Penetrometer (kgf) Tanah di Limau Manis

Kedalaman (cm) Pembacaan gaya (kg), pada ulangan ke-
1 2 3 4
5 0,5 0 0 0,5
10 0,5 0,5 0,5 0
15 0 0,5 0 0,5
20 0 1 0,5 0,5
rata-rata 0,25 0,50 0,25 0,375

Dari pembacaan gaya pada penetrometer (kg) pada tanah di Limau Manis didapatkan rata-rata gaya sebagai berikut = kgf
= 0,344 kgf
Dari persamaan 4, 5, 6, dan 7 diketahui :
F = gaya vertikal yang bekerja (N)
d = diameter alas kerucut penetrometer (cm)
Ci = Cone index (N/cm )
Ds = draft spesifik tanah (N/cm )
Dst = draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas
tanah (N/cm )
Ip = indeks plastisitas tanah, dalam (%)
C = kandungan lempung (clay) = 62,60 %
Hasil pengolahan data :
Ci =
=
= 0,687 N/cm
C = kandungan lempung (clay) = 62,60 %
Ip = (0,8 x C ) – 4,5
= (0,8 x 62,60) – 4,5
= 45,58 %
Dst = +
= +
= 1,456
Ds =
=
= 3,893 N/cm
Dengan demikian hasil pengolahan data di atas didapatkan draft spesifik tanah di Limau Manis sebesar 3,893 N/cm .
Tanah di Kuranji (TB)
Data hasil pembacaan gaya (kg) oleh penetrometer pada tanah di Kuranji dalam soil bin disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Pembacaan Gaya pada Penetrometer (kgf) Tanah di Kuranji

Kedalaman (cm) Pembacaan gaya (kg), pada ulangan ke-
1 2 3 4
5 0 0 0 0
10 1 0,6 0,5 0,5
15 0,5 1 0,5 0,5
20 0,7 1 1,5 1
rata-rata 0,55 0,65 0,625 0,50

Dari hasil pembacaan gaya pada penetrometer(kg) pada tanah di Limau Manis didapatkan rata-rata gaya sebagai berikut = kgf = 0,581 kgf
Dari persamaan 4, 5, 6, dan 7 diketahui :
F = gaya vertikal yang bekerja (N)
d = diameter alas kerucut penetrometer (cm)
Ci = Cone index (N/cm )
Ds = draft spesifik tanah (N/cm )
Dst = draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas
tanah (N/cm )
Ip = indeks plastisitas tanah, dalam (%)
C = kandungan lempung (clay) = 62,60 %

Hasil pengolahan data :
Ci =
=
= 1,161 N/cm
C = kandungan lempung (clay)
= 63,96 %
Ip = (0,8 x C ) – 4.5
= (0,8 x 63,96) – 4,5
= 46,67 %
Dst = +
= +
= 0,864
Ds =
=
= 2,937 N/cm
Dari hasil pengolahan data di atas didapatkan draft spesifik tanah di Kuranji sebesar 2,937 N/cm .
Tanah di Bungus Teluk Kabung (TC)
Data hasil pembacaan gaya (kg) oleh penetrometer pada tanah di Bungus Teluk Kabung dalam soil bin disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Pembacaan Gaya pada Penetrometer (kgf) Tanah di Bungus Teluk Kabung

Kedalaman (cm) Pembacaan gaya (kgf), pada ulangan ke-
1 2 3 4
5 0 0,5 0,5 0,5
10 0,5 0,5 0,5 0
15 0,5 0,5 0,25 0
20 0 0 0,5 0,5
rata-rata 0,25 0,375 0,438 0,250

Dari pembacaan gaya pada penetrometer (kgf) pada tanah di Limau Manis didapatkan rata-rata gaya sebagai berikut = kgf
= 0,328 kgf
Dari persamaan 4, 5, 6, dan 7 diketahui :
F = gaya vertikal yang bekerja (N)
d = diameter alas kerucut penetrometer (cm)
Ci = Cone index (N/cm )
Ds = draft spesifik tanah (N/cm )
Dst = draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas
tanah (N/cm )
Ip = indeks plastisitas tanah, dalam (%)
C = kandungan lempung (clay) = 62,60 %
Hasil pengolahan data :
Ci =
=
= 0,656 N/cm
C = kandungan lempung (clay)
= 50,67 %
Ip = (0,8 x C ) – 4,5
= (0,8 x 50,57) – 4,5
= 36,036 %
Dst = +
= +
= 1,525
Ds =
=
= 3,091 N/cm
Dari hasil pengolahan data di atas didapatkan draft spesifik tanah di Bungus Teluk Kabung sebesar 3,091 N/cm .

Membandingkan Hasil Pengukuran Draft Spesifik dengan Penetrometer dan Strain Gauge

Perbandingan Pengukuran draft spesifik tanah yang diuji dengan strain gauge dan dengan penetrometer disajikan seperti Tabel 14.
Tabel 14. Draft Spesifik Tanah yang Diuji dengan menggunakan Strain Gauge pada Bajak Singkal dengan Sudut Potong Vertikal 20 , 30 , 40 , dan Penetrometer

Bajak Draft Spesifik dengan Penetrometer (N/cm2) yang Diuji dengan Strain Gauge
Tanah di Kuranji Tanah di Bungus Teluk Kabung Tanah di Limau Manis
B1 2,4 1,87 2,67
B2 2,1 1,62 2,11
B3 2,04 1,6 1,88
Penetrometer ( N/cm2) 2,937 3,091 3,893

Dari Tabel 14 terlihat bahwa pengukuran draft spesifik tanah yang diuji dengan strain gauge dan dengan penetrometer memperlihatkan hasil yang tidak berbeda jauh dalam (kisaran satu angka). Untuk lebih jelasnya gambaran hasil pengukuran draft spesifik tanah yang diuji dengan strain gauge dan dengan penetrometer ini akan disajikan grafik seperti terlihat pada Gambar 15.


Gambar 15. Grafik Perbandingan Draft Spesifik Tanah yang Diuji dengan
Menggunakan Strain Gauge dan Penetrometer

Pada Gambar 15 disajikan hubungan antara draft spesifik tanah yang diuji dengan penetrometer ( N/cm ) dan draft spesifik diuji dengan strain gauge (N/cm ) pada bajak singkal dengan sudut potong berbeda, semakin besar sudut potong vertikal bajak yang digunakan dalam penelitian maka semakin jauh penyimpangan draft spesifik yang terjadi jika dibanding dengan draft spesifik yang diuji dengan penetrometer dan sebaliknya semakin kecil sudut potong vertikal bajak yang digunakan dalam penelitian maka semakin sedikit penyimpangan draft spesifik yang terjadi jika dibanding dengan draft spesifik yang diuji dengan penetrometer. Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa semakin besar sudut potong vertikal suatu bajak, maka draft spesifik yang dihasilkan semakin kecil. Dengan demikian, desain bajak yang baik untuk tanah bertekstur liat tinggi adalah bajak dengan sudut potong vertikal yang besar, yaitu 40 o.
Hubungan antara hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan bajak singkal dengan sudut potong vertikal 20 o yang dipasang strain gauge dan dengan alat ukur penetrometer, dengan mengolah data pengolahan tanah dari sampel tanah Kuranji dan Limau Manis adalah Y = -5,56 + 3,54 X, dengan X adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan strain gauge (N/cm2) dan Y adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan penetrometer (N/cm2), dengan koefisien determinasi (r2) = 1. Untuk penyelesaian regresi linear ini digunakan program komputer dengan menggunakan Visual Basic 6.0. Dari persamaan tersebut tampak bahwa dengan naiknya nilai pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan strain gauge akan diikuti pula dengan kenaikan hasil pengukuran dengan menggunakan penetrometer.
Hubungan antara hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan bajak singkal dengan sudut potong vertikal 30 o yang dipasang strain gauge dan dengan alat ukur penetrometer, dengan mengolah data pengolahan tanah dari sampel tanah Kuranji dan Limau Manis adalah Y = - 197,82 + 95,60 X, dengan X adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan strain gauge (N/cm2) dan Y adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan penetrometer (N/cm2), dengan koefisien determinasi (r2) = 1.




Perlakuan Kecepatan Bajak
Bajak dengan lebar kerja 20 cm, sudut potong vertikal 20 o, kedalaman pengolahan tanah 13 cm. Luas potong penampang melintang tanah adalah 20 cm x 13 cm = 260 cm2.
Pada perlakuan kecepatan 0,25 m/detik, terbaca strain gauge = 99,02. Ini berarti besarnya gaya potong tanah arah horisontal atau draft adalah sebesar = y,
y = 252,29 x - 24615
= 252,29 (99,02) - 24615
= (24981,7558 – 24615) N = 366,7558 N
Berarti, besarnya draft spesifik pengolahan tanah dengan bajak singkal dengan lebar kerja 20 cm, sudut potong vertikal 20 o, dengan kecepatan kerja 0,25 m/detik adalah sebesar = 366,7558 N / 260 cm2 = 1,41 N/cm2.
Pada perlakuan kecepatan 0,50 m/detik, terbaca strain gauge = 99,57. Ini berarti besarnya gaya potong tanah arah horisontal atau draft adalah sebesar = y,
y = 252,29 x - 24615
= 252,29 (99,57) - 24615
= (25120,5153 – 24615) N = 505,5153 N
Berarti, besarnya draft spesifik pengolahan tanah dengan bajak singkal dengan lebar kerja 20 cm, sudut potong vertikal 20 o, dengan kecepatan kerja 0,50 m/detik adalah sebesar = 505,5153 N / 260 cm2 = 1,94 N/cm2.
Pada perlakuan kecepatan 0,75 m/detik, terbaca strain gauge = 99,90. Ini berarti besarnya gaya potong tanah arah horisontal atau draft adalah sebesar = y,
y = 252,29 x - 24615
= 252,29 (99,90) - 24615
= ( 25203,771 – 24615) N = 588,771 N
Berarti, besarnya draft spesifik pengolahan tanah dengan bajak singkal dengan lebar kerja 20 cm, sudut potong vertikal 20 o, dengan kecepatan kerja 0,75 m/detik adalah sebesar = 588,771 N / 260 cm2 = 2,26 N/cm2.
Dari data tersebut, dapat ditabelkan antara kecepatan pengolahan tanah dengan bajak singkal dengan lebar kerja 20 cm, sudut potong vertikal 20 o, dengan draft spesifik, disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Draft Spesifik tanah pada Beberapa Kecepatan Pengolahan Tanah
No. Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik) Draft Spesifik Pengolahan Tanah (N/cm2 )
1. 0,25 1,41
2. 0,50 1,94
3. 0,75 2,26

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa besarnya draft spesifik pengolahan tanah akan meningkat sejalan dengan kenaikan kecepatan pengolahan tanah. Model matematis yang menunjukkan hubungan antar dua variabel tersebut diselesaikan dengan program komputer Visual Basic 6.0. Hasil eksekusi program menghasilkan : Y = 0,67 + 3,38 X - 1,68 X2 , dengan X adalah kecepatan pengolahan tanah (m/detik), sedangkan Y adalah draft spesifik pengolahan tanah (N/cm2), koefisien determinasi r2 = 1.
Apabila model yang dipakai adalah model eksponensial. Hasil eksekusi program dihasilkan :
Y = 1,1450 e0,94355 X , dengan X adalah kecepatan pengolahan tanah (m/detik), sedangkan Y adalah draft spesifik pengolahan tanah (N/cm2).
Berdasarkan Theorema Buckingham tentang model matematis bilangan tak berdimensi, dapat diaplikasikan sebagai berikut :
π1 = Ds / (ρ . g. h)
dengan :
Ds = draft spesifik tanah (N/m2)
ρ = densitas tanah, dalam hal ini adalah bulk density (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s2
h = kedalaman pengolahan tanah (m)
π2 = V2 / (g.w)
dengan V = kecepatan pengolahan tanah (m/s)
w = lebar kerja pengolahan tanah (m)
Akan dibuat model π1 = f (π2 ) , dengan model fungsi pangkat (power funtion).
Tabulasi data disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Rekapitulasi Data untuk Penyusunan Bilangan tak Berdimensi
No. V Ds w g h ρ π1 π2
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. 0,25 14.100 0,2 9,81 0,13 660 16,7519 0,0319
2. 0,50 19.400 0,2 9,81 0,13 660 23,0486 0,1274
3. 0,75 22.600 0,2 9,81 0,13 660 26,8505 0,2867

Keterangan :
Kolom (2) = kecepatan pengolahan tanah (m/s)
Kolom (3) = draft spesifik tanah (N/m2)
Kolom (4) = lebar kerja pengolahan tanah (m)
Kolom (5) = percepatan gravitasi bumi ( m/s2 )
Kolom (6) = kedalaman pengolahan tanah (m)
Kolom (7) = bulk density tanah (kg/m3)
Kolom (8) = Ds / (ρ . g. h)
Kolom (9) = V2 / (g.w)
Penyelesaian model matematis tersebut dengan program komputer Visual Basic 6.0. Hasil eksekusi program adalah :
( π1) = f (π2 )
↔ π1 = 35,5046 (π2)0,2165 dengan koefisien determinasi r2 = 0,997, dengan
π1 = Ds / (ρ . g. h)
π2 = V2 / (g.w)
dalam hal ini, Ds = draft spesifik tanah (N/m2), ρ = densitas tanah, dalam hal ini adalah bulk density (kg/m3), g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s2, h = kedalaman pengolahan tanah (m), V = kecepatan pengolahan tanah (m/s), dan w = lebar kerja pengolahan tanah (m).




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hubungan matematis antara bidang horisontal (x, cm) dan bidang vertikal (y, cm) pada bajak singkal dengan lebar kerja 15 cm dan sudut potong vertikal 20 o adalah :
y = 0,0374 x + 0,1093 x + 0,6087 x + 0,0136 dengan koefisien determinasi r2 = 0,999, dengan nilai koefisien kelengkungan bajak adalah 0,0374.
2. Hubungan matematis antara bidang horisontal (x, cm) dan bidang vertikal (y, cm) pada bajak singkal dengan lebar kerja 15 cm dan sudut potong vertikal 30 o adalah :
y = 0,0394 x + 0,089 x + 0,6929 x + 0,0121 dengan koefisien determinasi r2 = 0,9989, dengan nilai kelengkungan bajak adalah 0,0394.
3. Hubungan matematis antara bidang horisontal (x, cm) dan bidang vertikal (y, cm) pada bajak singkal dengan lebar kerja 15 cm dan sudut potong vertikal 40 o adalah :
y = 0,044 x + 0,1476 x + 1,0008 x + 0,025 dengan koefisien determinasi r2 = 0,9991, dengan nilai kelengkungan bajak yang mempunyai sudut potong vertikal 400 adalah 0,0444.
4. Semakin besar sudut potong vertikal suatu bajak, maka koefisien kelengkungan singkalnya juga semakin besar.
5. Pada kalibrasi strain gauge diperoleh hubungan antara X (pembacaan digit beda tegangan listrik, dalam mV) dan Y (gaya yang bekerja, newton) adalah Y = a + b X, dengan a = -24615, dan b = 252,29, serta koefisien determinasi r = 0,9912.
6. Semakin besar sudut potong vertikal bajak yang digunakan dalam penelitian maka semakin jauh penyimpangan draft spesifik yang terjadi jika dibanding dengan draft spesifik yang diuji dengan penetrometer dan sebaliknya semakin kecil sudut potong vertikal bajak yang digunakan dalam penelitian maka semakin sedikit penyimpangan draft spesifik yang terjadi jika dibanding dengan draft spesifik yang diuji dengan penetrometer.
7. Semakin besar sudut potong vertikal suatu bajak, maka draft spesifik yang dihasilkan semakin kecil. Dengan demikian, desain bajak yang baik untuk tanah bertekstur liat tinggi adalah bajak dengan sudut potong vertikal yang besar, yaitu 40 o.
8. Hubungan antara hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan bajak singkal dengan sudut potong vertikal 20 o yang dipasang strain gauge dan dengan alat ukur penetrometer, dengan mengolah data pengolahan tanah dari sampel tanah Kuranji dan Limau Manis adalah Y = -5,56 + 3,54 X, dengan X adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan strain gauge (N/cm2) dan Y adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan penetrometer (N/cm2), dengan koefisien determinasi (r2) = 1.
9. Dengan naiknya nilai pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan strain gauge akan diikuti pula dengan kenaikan hasil pengukuran dengan menggunakan penetrometer.
10. Hubungan antara hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan bajak singkal dengan sudut potong vertikal 30 o yang dipasang strain gauge dan dengan alat ukur penetrometer, dengan mengolah data pengolahan tanah dari sampel tanah Kuranji dan Limau Manis adalah Y = - 197,82 + 95,60 X, dengan X adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan menggunakan strain gauge (N/cm2) dan Y adalah hasil pengukuran draft spesifik tanah dengan penetrometer (N/cm2), dengan koefisien determinasi (r2) = 1.
11. Sampel tanah di Kalurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, mempunyai bulk density terendah dibanding dengan sampel tanah di Kecamatan Kuranji atau pun Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
12. Sampel tanah di Kecamatan Bungus Teluk Kabung mempunyai berat jenis yang terbesar jika dibandingkan dengan sampel tanah di Kecamatan Kuranji atau Kecamatan Pauh.
13. Sampel tanah di Kalurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh mempunyai porositas yang terbesar di antara sampel tanah lainnya, yaitu 0,7349 atau 73,49 %.
14. Sampel tanah dari Kecamatan Bungus Teluk Kabung mempunyai nilai kohesi yang terendah dibandingkan dengan sampel tanah lainnya, yaitu sebesar 0,041 kg/cm2.
15. Sampel tanah dari Kalurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh mempunyai sudut gesek internal (internal friction angle) yang terbesar dibandingkan dengan sampel tanah lainnya.
16. Model regresi parabolik yang menunjukkan hubungan antara X (kecepatan pengolahan tanah, m/detik), dan Y (draft spesifik pengolahan tanah, N/cm2) adalah : Y = 0,67 + 3,38 X - 1,68 X2 , dengan koefisien determinasi r2 = 1.
17. Apabila model yang dipakai adalah model eksponensial, maka diperoleh :
Y = 1,1450 e0,94355 X , dengan X adalah kecepatan pengolahan tanah (m/detik), sedangkan Y adalah draft spesifik pengolahan tanah (N/cm2).
18. Berdasarkan Theorema Buckingham tentang model matematis bilangan tak berdimensi, dapat disusun bentuk model : ( π1) = f (π2 ) , yaitu
π1 = 35,5046 (π2)0,2165 dengan koefisien determinasi r2 = 0,997, dengan
π1 = Ds / (ρ . g. h) dan π2 = V2 / (g.w).
Dalam hal ini, Ds = draft spesifik tanah (N/m2), ρ = bulk density tanah (kg/m3), g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s2, h = kedalaman pengolahan tanah (m), V = kecepatan pengolahan tanah (m/s), dan w = lebar kerja pengolahan tanah (m).

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang dilaksanakan di sawah langsung, dengan berbagai sumber penggerak bajak singkal (moldboard plow), baik berupa ternak tarik (sapi) maupun traktor. Perlu diteliti bagaimana perubahan sifat fisika dan mekanika tanah pada setiap tahap pengolahan tanah, serta dilakukan tinjauan ekonomi teknik, untuk mendapatkan biaya pokok pengolahan tanah serta titik impas (break event point).

UCAPAN TERIMA KASIH
Makalah ini merupakan bagian dari Penelitian Fundamental Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2008, dengan judul penelitian “ STUDI PARAMETER FISIK MEKANIK TANAH DAN BAJAK SINGKAL UNTUK PENGOLAHAN TANAH (STUDI KASUS DI PADANG SUMATERA BARAT) (TAHUN II)”. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, yang telah membiayai penelitian ini, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor : 005/ SP2H/ PP/ DP2M/III/2008, tanggal 6 Maret 2008.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Sari. 2005. Kajian Nilai Draft Spesifik Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Model Bajak Singkal (Moldboard Plow) pada Beberapa Jenis Tanah. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang
Hakim, Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Rusdi Saul, M. Amin Diha, Go Ban Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Jakarta, Mediyatama Sarana Perkasa.
Madyayanti, Elly. 1984. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. Alih Bahasa dari Soil Mechanics, 4th Edition, by Smith, M. J. , George Godwin Ltd., 1981. Jakarta, Erlangga.
Murphy, G. 1950. Simulitude in Engineering. The Ronald Press Company. USA.
Rahardjo, B. 1983. Penyempurnaan dan Pengembangan Bajak Hewani. Lembaga Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Santosa. 1994a. Potensi Sumber Daya Pertanian di Bidang Pengolahan Tanah di Sumatera Barat. Buletin Enjiniring Pertanian, Vol. 1, No. 2, Juli 1994, hal. 13-22.
Santosa. 1994b. Studi Nilai Draft Spesifik Tanah dengan Berbagai Metoda. 1994. Buletin Enjiniring Pertanian, Vol. 1, No. 3, Okt, 1994 : 8-14.
Santosa. 1995. Pengaruh Kedalaman Bajak terhadap Gaya Pembajakan pada Berbagai Kelembaban Tanah. Laporan Penelitian Dana SPP / DPP Unand 1995/1996 No. Kontrak 78/LP-UA/SPP/DPP/D/04/1995. Padang.
Santosa, Sembiring, E. N. dan Mandang, T. 1998. Optimasi Pendayagunaan Traktor pada Budidaya Jagung. Makalah Disampaikan pada Seminar Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA), di Yogyakarta, 21 – 22 Juli 1998.
Santosa. 2005. Aplikasi Visual Basic 6.0 dan Visual Studio.Net 2003 dalam Bidang Teknik dan Pertanian. Yogyakarta. Andi.
Santosa, Andasuryani, dan Azrifirwan. 2007. Studi Parameter Fisik Mekanik Tanah dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah (Studi Kasus di Padang Sumatera Barat). Penelitian Fundamental Perguruan Tinggi. Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Kontrak Nomor : 0145.0/023-04.0/-/2007 tertanggal 31 Desember 2006.
Sarief, E. Saifuddin. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Cetakan Kedua. Bandung, Pustaka Buana.
Suprodjo. 1980. Cara – Cara Menentukan Ukuran Utama dari Traktor untuk
Pengolahan Tanah. Bagian Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Tarmana, R. D. 1989. Pengolahan Tanah dengan Traktor. Pusat Pengembangan
Teknologi Enjiniring Pertanian Tepat Guna & JICA. Departemen Pertanian.
Jakarta.
Purwadi, Tri. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Alih Bahasa dari Farm
Machinery and Equipment. by Smith, H. P. and L. H. Wilkes, SixthEdition.
Mc Graw- Hill, Inc., Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Watkins, R. K. and O. K. Shupe. 1976. Introduction to Experimentation. Utah State University. Logan.
Yulnafatmawita. 2006. Modul Praktikum Fisika Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang.

Rabu, 23 Maret 2011


belajar photoshop, pemula

“Sampaikanlah… walau hanya satu ayat…”
Nov
28
Teknik Memisahkan Latar Belakang Gambar Menggunakan Photoshop
(17 votes, average: 3.82 out of 5)

Loading ...
Aku mo sharing pengalaman nih.. kebetulan beberapa waktu lalu temenku nanyain cara memisahkan latar belakang gambar menggunakan Photoshop. Gambarnya sih mirip-mirip seperti gambar di bawah ini:

Gambar korban percobaan..hehehe....
Daripada ngalor ngidul, mending ku mulai aja la ya…
Pertama, buat duplikasi layer dari foto yg mo dipisahkan latar belakangnya. Kalo ada yang gelap-gelap, coba diterangin dulu… pake level (Ctrl + L). Geser panah yang berwarna abu-abu ke kiri (biar terang). Di tes-tes (bukan tes-tis) aja (maksudku dicoba-coba) sampai keliatan batas gambar yang mau dipotong.

Mengatur level gambar
Setelah diatur, gambarnya menjadi seperti di bawah ini:

Hasil gambar setelah pengaturan level
Temenku nanya: Gu, kok jadi terang gitu gambarnya? Jelek la. Aku kan mo yg biasa.
Dagu njawab: Selow bro… layer yang dibuat terang ni cuma sebagai referensi untuk ngeliat batas body yang mo dipotong…
Lanjut…
After that, buka fasilitas Extract. Caranya, pilih menu Filter + Extract. Pilih tool Edge Highlighter Tool (B), trus tandain batas yang mo dipotong.

Tandai batas gambar yang mau di-extract dengan Edge Highlighter Tool (B)
Temenku nanya: Gu, gimana kalo salah?
Dagu njawab: Pake aja penghapus (Eraser Tool), ada icon-nya di sebelah kiri window Extract.
Ok, lanjut…
Trus pake Fill Tool (G) untuk ngisi daerah di dalam garis ijo (klik aja di dalam garis ijo yang kita buat). Tool ini berfungsi untuk menandai bagian yang ingin dipertahankan ketika melakukan pemotongan gambar. Ntar hasilnya kayak gambar di bawah ini:

Gunakan Fill Tool (G) untuk menandai bagian yang akan dipertahankan (berwarna biru)
Kl uda pas klik preview. Hasilnya seperti di bawah ini:

Hasil extract apa adanya
Temenku nanya: Walah Gu, kok jadi jelek? Ku bilang kan supaya bagus. Kok gitu pulak? Cemananya ko… *&%#$%#@!!!
Dagu njawab: Bisssiiiinggg… lom siap ni.. selow ko di boncengan…
Kalo ada bagian yang berlebih, pake Cleanup Tool (C) trus klik n drag di tempat yang berlebih tersebut. Ntar bagian tersebut akan terhapus. Nah, kalo ada bagian yang terpotong, pake tool itu juga, tapi sambil menekan tombol [Alt]. Ntar bagian yang hilang bisa muncul lagi…
Temenku: O mak jang, canggih kali!!!
Dagu: Biasa aja la bro…
Temenku nanya: Btw Gu, dimana tombol [Alt]? Aku lupa, dah 4 tahun ga pake sotoshop.
Dagu: [hening....................................................................]
Temenku: Ooooooooooo iya iya .. sori-sori… ntar ku carilah di Google :)
Lanjut…
Kl uda mantafff, klik OK.
Tips:
• Percobaan pertama untuk mengekstrak gambar mungkin ga begitu bagus. Coba ulang-ulang-ulang-ulang… mpe bagus.. :D
• Usahakan garis ijo sedekat mungkin dengan batas body yang mo dipotong.
Ni dia hasilnya:

Hasil extract setelah diperbaiki
Nah, kl da gini, seleksi gambar yg baru di-extract. Tekan [Ctrl] sambil meng-klik layer yang baru aja di-extract. Klik layer gambar yang asli, trus copy en paste. Kemudian buat layer baru di bawah layer hasil copy-an, isi dengan warna pilihan (misalnya: #b06be2). Hasilnya seperti di bawah ini:

Hasil copy paste gambar asli
Temenku: Masih ada yang kotor-kotor tu. Ga rapi!
Dagu: Ya dirapiin la… tinggal dihapus aja pake Eraser Tool (E). Gitu aja kok repot.
Hasil akhir….:

Hasil akhir
Temenku: Ah, kalo gitu pun aku taunya dulu. Cuman dah lupa aja sekarang.
Dagu: Bissssingggg!!!!






Membuat Efek Asap Pada Foto
Publish: 04 Agustus 2008 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tutorial Kali ini adalah membuat efek asap, sebetulnya efek ini udah diterangkan pada guide bawaan / panduan photoshop namun dalam bentuk bahasa inggris...
Nah sekarang akan saya terjemahkan dengan bahasa saya... kalo tambah bingung mohon maap ya... tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin jadi buruan dicoba...

Langkah - Langkahnya:

1. Buka Program Photoshop
Caranya:
Pada Start > All Program > Photoshop

2. Pilih foto yang akan diedit Usahakan Foto tersebut sesuai dengan tema... disini temanya adalah cowboy eh salah kalo ce itu apa ya, mungkin lebih tepatnya koboi wanita, hehehe...
Caranya:
Tekan CTRL + O = Shortcut untuk Open File
Kemudian cari dan Pilih Foto, OK

Alternatif:
Jika tidak punya foto yang cocok atau mau diedit bisa download gambar ini

Download Gambar

3. Setelah foto yang akan diedit tertampil pada canvas / lembar kerja photoshop maka langkah selanjutnya adalah menduplicate layer
Caranya: Pada menu utama di bagian atas sendiri tepatnya pilih Layer > Duplicate Layer...
nah hasilnya bisa dilihat di pallete layer biasanya (default) letaknya di kanan bawah monitor


5. Setelah itu buat layer baru dengan mengklik kiri icon yang ditunjukkan panah di gambar bawah


6. Sekarang gunakan Brush Tool dan warnai dengan warna putih

Warna background dan foreground harus hitam putih seperti di gambar

7. Masuk ke menu utama dan pilih Filter > Liquify
Pada jendela filter pilih Forward Warp Tool (W)
Lalu bentuk sesukamu atau seperti ini...

tekan OK dan Hasilnya


8. Masuk ke Menu Utama pilih Filter > Blur > Glausian Blur
Gunakan Radius 8.0 - Lalu tekan OK
Nah kan hasilnya seperti ini


9. Sekarang tinggal disempurnakan dengan menambahkan banyak asap
Caranya tinggal ulangi aja langkah 6 sampai langkah 8 karena saya tidak mau membatasi imajinasi kalian

berikut hasil karya dan imajinasi dari penulis (jo - ilmugrafis)

Dor - Dor - DOr!!! Wuszzz... Uhuk... Uhuk... Asepnya bikin sesak napas bok

Terima Kasih
Membuat Efek Asap Pada Foto
Publish: 04 Agustus 2008 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tutorial Kali ini adalah membuat efek asap, sebetulnya efek ini udah diterangkan pada guide bawaan / panduan photoshop namun dalam bentuk bahasa inggris...
Nah sekarang akan saya terjemahkan dengan bahasa saya... kalo tambah bingung mohon maap ya... tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin jadi buruan dicoba...

Langkah - Langkahnya:

1. Buka Program Photoshop
Caranya:
Pada Start > All Program > Photoshop

2. Pilih foto yang akan diedit Usahakan Foto tersebut sesuai dengan tema... disini temanya adalah cowboy eh salah kalo ce itu apa ya, mungkin lebih tepatnya koboi wanita, hehehe...
Caranya:
Tekan CTRL + O = Shortcut untuk Open File
Kemudian cari dan Pilih Foto, OK

Alternatif:
Jika tidak punya foto yang cocok atau mau diedit bisa download gambar ini

Download Gambar

3. Setelah foto yang akan diedit tertampil pada canvas / lembar kerja photoshop maka langkah selanjutnya adalah menduplicate layer
Caranya: Pada menu utama di bagian atas sendiri tepatnya pilih Layer > Duplicate Layer...
nah hasilnya bisa dilihat di pallete layer biasanya (default) letaknya di kanan bawah monitor


5. Setelah itu buat layer baru dengan mengklik kiri icon yang ditunjukkan panah di gambar bawah


6. Sekarang gunakan Brush Tool dan warnai dengan warna putih

Warna background dan foreground harus hitam putih seperti di gambar

7. Masuk ke menu utama dan pilih Filter > Liquify
Pada jendela filter pilih Forward Warp Tool (W)
Lalu bentuk sesukamu atau seperti ini...

tekan OK dan Hasilnya


8. Masuk ke Menu Utama pilih Filter > Blur > Glausian Blur
Gunakan Radius 8.0 - Lalu tekan OK
Nah kan hasilnya seperti ini


9. Sekarang tinggal disempurnakan dengan menambahkan banyak asap
Caranya tinggal ulangi aja langkah 6 sampai langkah 8 karena saya tidak mau membatasi imajinasi kalian

berikut hasil karya dan imajinasi dari penulis (jo - ilmugrafis)

Dor - Dor - DOr!!! Wuszzz... Uhuk... Uhuk... Asepnya bikin sesak napas bok

Terima Kasih
Tutorial Belajar dasar Tips dan Trik Photoshop serta memahami cara penggunaan layer brush layout filter untuk yang baru mengenal Photoshop
Pelajari juga LAYOUT PHOTOSHOP + KETERANGAN + Shortcut PHOTOSHOP
PHOTOSHOP DASAR | PAGES | 1 |
| 2 |
| 3 |


Tutorial Memisahkan Gambar dari Background dengan Extract
Publish: 03 Juli 2007 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tutorial ini menjelaskan bagaimana memisahkan gambar dari background. Cara ini efektif bagi gambar dengan tingkat kontras yang tinggi, dengan begitu selalu ada cara untuk berimajinasi...

Memang ada cara yang lainnya yaitu dengan menggunakan Magic Eraser Tool, tapi kelemahan dari cara ini adalah tool ini tidak bisa membedakan tingkat kontras dalam gradien sehingga tidak bisa digunakan bila background terlalu komplek dengan banyak warna. Baiklah,,, untuk mempersingkat waktu, mari kita mulai saja...

Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan gambar yang akan di edit sebagai contoh saya akan menggunakan gambar Olete, kalian bisa download gambar tersebut

Klik disini untuk download gambar

2. Buka gambar tersebut dengan program photoshop, disini saya menggunakan photoshop 7, namun bagi anda yang sudah menggunakan Photoshop CS caranya sama saja,
[klik kanan] gambar > open with "pilih" Photoshop atau
Start > All Program > Photoshop 7 > Open > cari gambar yang diinginkan

3. Setelah itu kalian lihat menu utama di sebelah atas pilih filter > extract
atau kalian bisa menekan (ctrl + alt + x) Maka kalian akan dibawa ke jendela extract

4. Di jendela extact terdapat kalian cari Toolbox dengan gambar spidol di sebelah kiri atas dan [klik kiri] tool tersebut lalu atur properties di sebelah kanan dengan ketentuan berikut:


5. Setelah selesai dengan pengaturan, buatlah garis dengan spidol tersebut pada bagian perbatasan antara object dengan background tersebut, lihat gambar:

(gambar yang telah diblog spidol)
Setelah selesai memblok kalian pilih icon seperti gambar cat di sebelah kiri (atau tekan huruf "G" pada keyboard) lalu [klik kiri] di dalam bagian gambar yang di blok sehingga gambar terisi dengan cat biru, lihat gambar:


(gambar yang telah di fill biru)

5. Jangan menekan [ok], tapi tekan [preview] untuk melihat hasil extract sehingga bisa diperbaiki jika ada kekurangan

6. Ada 2 tool di sebelah kiri untuk memperbaiki hasil extact yaitu Clean up tool & Edge touchup tool
Perbedaan:
Clean up tool = untuk membersihkan sisa noda dengan menghapus bagian tidak diinginkan
Edge touchup tool = untuk memperhalus dengan sentuhan halus / memperhalus object yang telah di extract

7. Jika pengeditan dirasa sudah selesai maka tekan [ok]
Hasilnya adalah:

Hasil Filter...

Kegunaan:
Dengan menghilangkan Background maka jika anda ingin menggabungkan 2 gambar, gambar tersebut dapat menyatu tanpa terhalang Background tersebut.

Terima kasih ... Semoga bermanfaat... ^_^






Cara Cepat Memisahkan Gambar Dari Background
Publish: 06 Juli 2007 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Cara cepat memisahkan gambar dari background ada banyak cara. Disini saya akan menjelaskan cara yang menurut saya paling mudah... Namun kelemahan cara ini sulit diterapkan pada background yang bergradien...

Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan gambar yang akan di edit sebagai contoh saya akan menggunakan gambar

Logo UNAIR, Link download gambar

2. Buka gambar tersebut dengan program photoshop, disini saya menggunakan photoshop 7, namun bagi anda yang sudah menggunakan Photoshop CS caranya sama saja yaitu:
[klik kanan] gambar > open with "pilih" Photoshop atau
Start > All Program > Photoshop 7 > Open > cari gambar yang diinginkan
3. Pada Toolbox yang terdapat di sebelah kiri kamu cari icon yang mirip gambar penghapus
Setelah itu [klik kanan] icon tersebut dan pilih

Magic Eraser Tool

4. Jika kalian mendownload gambar dari sini maka gambar yang akan diedit adalah seperti ini :

Gambar Logo UNAIR dengan Background putih

5. Pada sisi - sisinya tinggal [klik kiri] aja, hehehe...

Klik pada bagian yang ditunjuk tanda panah

6. Dan Hasilnya adalah seperti ini

Logo Unair Tanpa Background

Kegunaan:
Dengan menghilangkan Background maka jika anda ingin menggabungkan 2 gambar, gambar tersebut dapat menyatu tanpa terhalang Background tersebut.

Terima kasih ... Semoga bermanfaat... ^_^





Tutorial Membuat Gradien Background
Publish: 21 Juli 2007 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tutorial membuat gradien background merupakan tutorial yang menarik. Pada tutorial kali ini kita akan belajar membuat gradien background namun bikinan sendiri...

Tanpa panjang dan lebar serta gak pake lama (GPL) ayo kita buat GRADIEN!!!

1. Jalankan program photoshop.
Caranya: Start --> All Program --> Adobe Photoshop

2. Buat Lembar kerja baru
Caranya: tekan [Ctrl] + [N]
Anda bisa membuat pengaturan anda sendiri, tapi
Disini saya atur seperti ini:
Name = Gradien
preset Sazes = 800 x 600
Width = 800
Height = 600
Resolution = 72 pixels/inch
Mode = RGB Color
Contents = Transparent (*recommended)
Tekan [ok]

2. Setelah itu klik Gradient Tool dengan gambar icon pada tool box sebelah kiri

Gradien Tool

3. Pada layar sebelah atas terdapat properties dari gradien


Klik kiri pada bagian yang saya beri lingkakaran sehingga muncul kotak dialog
Gradien Editor

ini adalah pengaturan normal pada komputer saya


4. Sekarang waktunya mengedit gradien yang diinginkan, sebagai contoh saya akan membuat gradien
"merah - hitam - merah - hitam - merah"
Caranya:
Ubah Name = merah - hitam - merah - hitam - merah
Gradien Type = Solid
Smoothness = 100%

Klik tanda lingkaran dengan no. 1
Lalu ke lingkaran no.2 dan pilih warna merah [OK]

Selanjutnya

Sama seperti langkah sebelumnya
namun kali ini pada no. 4 kalian pilih warna hitam [OK]

Selanjutnya

Yup masih sama namun kali ini pada no. 6 pilih warna merah

Selanjutnya

Sama, ubah warna no. 8 menjadi hitam

Selanjutnya

Sama, ubah warna no. 10 menjadi merah

Hasilnya:


Setelah itu klik tombol new pada dialog Gradien Editor tersebut
Dan Jadi deh........
Anda bisa mengembangkannya sendiri sesuai dengan kreatifitas anda


Sedikit tambahan
Coba dengan mode gradian yang anda buat
Ada 5 Macam mode gradien:


a. Linear Gradien
Gradien searah garis lurus
Pada Lembar kerja tahan klik kiri lalu sapukan dari kiri ke kanan, hasilnya:


b. Radial Gradien
Gradien seolah-olah muncul dari pusat suatu lingkaran
hasilnya:


c. Angle Gradien
Gradien dengan sudut tertentu namun tetap berpusat pada inti
Hasilnya:


d. Reflected Gradien
Sama seperti linear namun dengan effek terbalik


e. Diamond Gradien
Gradien dengan effek belah ketupat / diamond
Hasilnya:


Kegunaan:
Dengan menguasai teknik gradien maka akan membuat disain anda semakin atraktif dan nyata







Menggabungkan Gambar ke Dalam 1 Kanvas
Publish: 01 Juli 2007 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tutorial ini menjelaskan bagaimana cara menggabungkan 2 Gambar atau lebih ke dalam saru kanvas atau lembar kerja photohop...

Menggabungkan 2 Gambar atau lebih merupakan hal yang mudah jika kita mengetahui caranya, untuk itu simak aja tutorial ini. Untuk persiapan mari siapkan gambar-gambar yang ingin digabungkan terlebih dahulu. Anda juga bisa mencari gambar wallpapers yang seru melalui google. Setelah siap...

Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan gambar yang akan diedit sebagai contoh saya akan menggunakan gambar Logo UNAIR dan Gambar Gadis Mobil yang kalian bisa download disini

gambar 1 gambar 2
[download] - File Format *.zip

2. Buka kedua gambar tersebut dengan program photoshop
caranya: File - Open - Pilih gambar - Open

3. Pada Logo UNAIR sebaiknya kita hilangkan backgroundnya dengan tehnik yang kamu bisa.
Setelah background UNAIR hilang maka...

4. Carilah gambar icon seperti cursor tanda panah pada Toolbox yang terdapat di sebelah kiri, dan [klik kiri] icon tersebut, sorot/ letakkan pada gambar 2 (UNAIR), Tekan dan tahan [klik kiri] dan geser mouse/gambar 2 (UNAIR) ke gambar 1 sehingga logo tersebut berpindah ke gambar 1 (Gadis Mobil).... Cukup mudah bukan...

5. Tempatkan logo tersebut di tempat yang diinginkan dan atur ukurannya dengan menekan [ctrl + T] ==== Transform

6. Hasilnya

Logo UNAIR menyatu dengan wallpaper gambar Mobil

Terima kasih ... Semoga bermanfaat... ^_^







Setelah lancar dengan tutorial di atas, mari kita Lanjutkan ke tehnik 1000 bayangan

Langkah 1
Cari Gambar yang akan diedit
disini saya menggunakan gambar Artis Hollywood

Hillary Duff
(Untuk Mendownload Klik Kanan Gambar dan Pilih Save Picture As...)

Langkah 2
Pisahkan Gambar dengan Background
Kalo belum tau caranya klik Cara Cepat Memisahkan Gambar Dari Background
Hasilnya:

Ket: Background Kotak - Kotak menandakan bahwa background sudah menjadi Transparan ( terpisah )

Langkah 3
Buat Lembar Kerja / Kanvas Baru dengan menekan CTRL + N
Kemudian Pindahkan Gambar Hillary Duff ke kanvas baru tersebut dengan Move Tool
Lebih jelasnya Klik Menggabungkan Gambar ke Dalam 1 Kanvas

Langkah 4
Pada kanvas baru lihat Pallete Layers maka kamu akan mendapatkan seperti ini:
Untuk Mengetahui dimana letak Pallete Layers Pelajari dulu Layout Photoshop

- Gambar berpindah ke Kanvas Baru


- Tampilan Pallete Layers


Langkah 5
Duplikat Layer 1 dengan cara:
Pada Menu Utama pilih Layer - Duplicate Layer - OK (Lakukan Sebanyak 2 Kali)

Untuk menyamakan dengan contoh ini Rename Layer Menjadi Seperti di atas
Caranya arahkan pointer ke Block Biru dan Klik Kanan pilih Rename

Kemudian gunakan move tool untuk menggerakkan gambar berdasarkan aturan layer dan atur seperti ini
Untuk mengetahui aturan Layers Klik Sekilas Penjelasan Tentang Layers Photoshop


Langkah 6
Klik Layer 1 Copy 2 dan Atur Opacitynya menjadi 50


Setelah itu Klik Layer 1 Copy 1 Turunkan Opacitynya menjadi 50 dan Fill 50


Hasilnya:


Agar Lebih Cantik tambahkan Gradien Background
Untuk mempelajari Gradien Background Klik Tutorial Membuat Gradien Background


Atau Seperti ini

Hillary Duff jurus 1000 Bayangan

Terima Kasih

SEMOGA BERMANFAAT




Membuat Efek Foto Bias Pelangi
Publish: 22 Juli 2008 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Tutorial Foto Efek merupakan tutorial memanipulasi foto. Tutorial kali ini adalah membuat efek bias pelangi...

PHOTOSHOP Let’s Go....Dalam tutorial kali ini kita akan membuat bias pelangi pada gambar sehingga gambar menjadi terkesan fundamental dan artistik. Urutan langkah langkahnya adalah sebagai berikut:

Langkah 1
1.Cari gambar yang ingin ditambahkan bias pelangi,

Alternatif 1 yaitu sebagai contoh saya menggunakan gambar ini yang bisa kalian download dari ilmugrafis.com

Download Foto

Alternatif ke 2 yaitu dengan menggunakan Foto kamu sendiri atau mencari Foto-Foto Model yang lain dengan menggunakan bantuan Google Services...
ketik keyword: Super Models atau Photo Arts

Langkah 2
Buka gambar yang ingin kalian edit dengan PHOTOSHOP
Caranya: [Klik kanan] pada gambar lalu pilih "open with" pilih ”Photoshop”

Langkah 3
Tampilkan jendela Layers dengan cara [klik kiri] menu utama di sebelah paling atas "windows" Lalu pilih "Layers"
Jika Layer sudah dalam keadaan tercentang maka tidak perlu melakukan langkah di atas karena layers sudah aktif

Langkah 4
Buat duplikat dari Background Layers dengan meng [kilik kanan] palete layer "Background" > Duplikat layers > Ok
Hasilnya seperti ini

Background terduplikasi

Langkah 5
Pada Toolbox di sebelah kiri kalian cari Gradien Tool yang letaknya berada di kolom ke 2 baris ke 6 (1)

Pilih gredien dan pilih mode pelangi (2)


Langkah 7
Kamu blok gambar kamu sehingga tertutup oleh Gradien tersebut
Caranya letakkan pointer pada gambar lalu tahan [klik kiri] dan buatlah blok sehingga gambar tertutup cahaya pelangi

Lalu tinggal finishing touch Finishing Touch dengan mengubah layer mode yang terletak di jendela layers pilih “colour”

Hasilnya:

Terus Berimajinasi kawan!!

Tambahkan Sedikit Kreasi:

dengan meLuangkan sedikit waktu dengan mengutak-atik dan terus belajar photoshop

SEMOGA BERMANFAAT





Manipulasi Inject Tatoo Foto dengan Photoshop
Publish: 8 Juli 2008 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Siapa yang mau pasang tatoo pada foto menggunakan Photoshop dan dijamin gratis dalam sekejap jadi gak sakit serta gak perlu pergi ke tukang tatoo karena kamu bisa mentatoo dirimu sendiri, dengan Photoshop semuanya jadi lebih mudah dan menyenangkan...

LEt's Do it...

Langkah 1
- Siapkan gambar yang akan di Tatoo
Disini saya menggunakan gambar ini yang bisa di download di Efek Tattoo

Artis dan Model ilmugrafis

dan

Gambar Motif Tatoo

- Setelah itu buka kedua gambar dengan adobe Photoshop

Langkah 2
- Gabungkan kedua gambar menjadi satu dengan move tool (gambar tattoo didrag ke gambar Artis)

Jangan Lupa gunakan mode Overlay

- Gunakan Selection Tool untuk menyeleksi bagian tangan

HELP: Silahkan baca Tutorial Seleksi Pada Object

- Setelah menyeleksi bagian tangan gunakan inverse untuk membalikkan seleksi ke luar daerah tangan si Artis
kemudian pindah ke layer 4 (tatoo) dan tekan tombol DEL pada keyboard

Hasilnya


Langkah 3
Hapus daerah - daerah putih yang masih melekat pada tangan artis dengan menggunakan Magic Eraser Tool

Tutorialnya ada di Memisahkan gambar dari Background

Nah Hasilnya:

Hehehe... Tatoonya udah jadi mbak, tapi untuk Mbak yang manis Gratis Dah... ;-)

Wah Ternyata Mbak ini Supporternya Timnas Indonesia juga ya... Gak nyangka Loh...

SEMOGA BERMANFAAT











Cantik Dalam Sekejap - Make Over Kamera HP
Publish: 11 Juni 2008 | Author & Copyright: Irvan | Status: FREE tutorial
Revisi: 15 November 2008 - Penambahan link plugins imagenomic

Jaman sekarang hampir semua orang pake HP berkamera, dari yang kualitas VGA sampai yang berpixel-pixel…untuk HP yang pixelnya gede mungkin hasilnya bisa langsung OK, tapi buat HP dengan kamera VGA pasti ada sedikit banyak noise pada hasil jepretannya… makanya disini saya ingin membagikan sedikit ilmu buat kamu yang pengen nyoba OLDIG hasil jepretan HP kamu, yach dapat dibilang mempermulus hasil jepretan kamu lah…kali ini aku pake tambahan Plugins jadi kamu harus Download dulu…

Plugins Imagenomic Noiseware:

jika link di atas tidak bisa gunakan link mirror:


Ato cari di google service

kalo sudah ikuti langkah-langkah dibawah ini :
1. Extract terlebih dahulu file download tersebut
2. Copy folder Imagenomic hasil extract ke C:\Program Files\Adobe\Photoshop(CS\CS2\C3)\Plug-Ins
3. buka folder imagenomic dan Klik 2x pada file setup.exe yang ada dalam folder tersebut (ketika proses instalasi tersebut pastikan anda tidak membuka program Photosohop)
4. Instal seperti biasa, cara mendapatkan lisensinya?
anda bisa membayar langsung ke website resminya http://www.imagenomic.com/
atau bagi anda yg memang masih pelajar yg memang masih belajar photoshop dan sekedar mencoba (tidak untuk kepentingan komersil) maka bisa mendapatkan lisensinya dengan cara:
a. copy file patch.exe di dalam folder crack ke tempat anda instal imagenomic
biasanya default di C:/Program files/Imagenomic/Noiseware Professional Plug-in/ (disini)
b. klik 2x patch lalu pilih patch, setelah itu exit dan otomatis permntaan license akan hilang
c. selesai tinggal dipakai
(Note: IG tidak bertanggung jawab atas patch di imagenomic plugin ini, bagi yang menggunakan pacth maka resiko ditanggung sendiri)

5. Open file foto yang pengen kamu edit

Nih…aku pake foto temen, namanya ???? karena fotoku sendiri g da bgus2nya buat diedit..he3
6. Klik Menu : Filter > Imagenomic > Noiseware Professional
7. Maka akan muncul window seperti dibawah ini:

Pada Box Setting kamu bisa memilih sesuai dengan pengaturan yang telah disediakan, jika kamu kurang cocok maka kamu bisa mengatur sendiri sesuai dengan keinginan kamu…

Contoh:

Setting Full (Stronger Luma)

OK
Jika muncul window
7. Jika foto terlihat kurang cerah kita bisa mengatur brightness dan kontrast dari gambar yang sedang kita edit
Kali ini saya menggunakan Image > Adjustment > Curves
Referensi

INPUT : 90
OUTPUT : 125
Dan hasil akhirnya……………………


Penulis sangat mengharapkan komentar dari para pembaca…
Terima Kasih dan Selamat Mencoba
Jika ada pertanyaan kirim email ke denmasvan@yahoo.com

SEMOGA BERMANFAAT






Efek Foto Dual Colors Max
Publish: 25 Mei 2008 | Author & Copyright: Johan | Status: FREE tutorial

Efek Foto Artistik kali ini adalah membuat Edit Foto dual colors max yaitu foto hitam putih yang di mix dengan foto berwarna sehingga terjadi perpaduan yang artistik, caranya mudah...

Sebagai langkah awal Siapkan Cemilan... Buat teman ngedesain supaya tetep kenyang dan bisa konsentrasi... :)
Jangan Lupa juga mainkan Lagu2 favorit kamu agar suasana hati juga nyaman dan tenang saat mendesain...
Yup Cukup... Baik langsung saja...

Langkah - Langkahnya:

1. Download dulu gambar Mobil Balap Sport di bawah ini

download gambar
Tips!!
Kamu bisa mencari gambar mobil yang lain dengan bantuan Google Services... dengan memasukkan
kata kunci: Automotive Cars atau Race Cars

2. Buka gambar hasil dowload dengan program photoshop

3. Ubah Foreground menjadi hitam dan Background menjadi putih
lalu klik Edit in Quick Mask Mode (pada gambar panah 2)

Agar masuk ke menu Quick Mask

4. Pilih Brush Tool

Lalu Warnai Area Mobil menjadi seperti gambar di bawah ini


5. Sekarang ubah Edit in Standart Mode


Dan tinggal Finishing Touch (penyelesaian)
Yup... Tekan Shift + Ctrl + U (bersama-sama)

Dan.... Hasilnya....

Wah Mobil Keren Di Balik Hitam Putih Dunia...
- Johan - ilmugrafis -
Thanks to ALL VISITOR - Believe your Skill Friends

SEMOGA BERMANFAAT